Rabu, 18 Agustus 2010



DUNIA MUTAKHIR 
DUNIA CYBERNETIC 
DUNIA (TIDAK) SEDAUN KELOR
 oleh : ahmad suyudi
 
Alhamdulillah, harus kuucapkan rasa syukur. Aku termasuk orang yang hidup dan bisa ikut mengalami kecanggihan teknologi di zaman ini. Era di mana teknlogi informasi dan komunikasi mengalami tingkat pencapaian yang begitu tingginya.


Dulu, dekade '70-an dan '80-an, pada saat teknologi komunikasi telepon dan televisi sudah mengalami kecanggihan dan mengalahkan zaman radio, sistem komunikasi belum secanggih sekarang ini.
Lalu setelah era Cybernetic, kelak entah apa lagi puncak-puncak pencapaian rekayasa teknologi dan ilmu pengetahuan yang dapat dinikmati dan menjadi fasilitas hidup umat manusia di atas muka bumi ini.


Kini benar-benar terwujud apa yang dulu dikatakan orang bahwa dunia tak sedaun kelor. Kini dunia benar-benar hanya selebar layar Hp seluler ( layar Hp dan daun kelor relatif lebarnya hampir sama).


Seandainya saja benar-benar ada perangkat semacam "mesin waktu" yang mampu memindahkan settting kehidupan ke alam masa lampau, bertemu dengan manusia-manusia pendahulu, dan kita bisa memamerkan perangkat teknologi canggih ini kepada mereka. Betapa pasti terkejutnya nenek moyang  menyaksikan canggihnya kemampuan teknologi yang sedang dipakai oleh anak, cucu, buyut mereka di dalam kehidupan zaman ini.


Contoh yang sederhana saja. Dahulu, untuk keperluan mengirimkan sebuah pesan melalui lembar nawala (surat), seorang raja harus mengutus kurir. Kurir itu mesti didampingi beberapa pengawal untuk menjaga keselamatan dan kelancarannya sampai ke tempat tujuan. 

Berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan beberapa purnama lamanya pesan tersebut baru akan sampai kepada pihak yang dituju. Itu pun tidak jarang membutuhkan pengorbanan, sakit, celaka, bahkan mungkin tewasnya sang Kurir maupun pengawalnya.


Pada zaman kolonialisasi asing, kurir pos menggunakan tenaga kuda atau burung merpati. Kemudian berkembang dengan kereta dan kendaraan darat maupun udara. Pada zaman berikutnya, ketika teknologi semakin berkembang, radio telegraph dan telepon kabel menjadi pengganti yang terbilang canggih.


Dan yang lebih mutakhir lagi ketika itu, teknologi satelit mulai diperkenalkan sebagai piranti penyambung alat komunikasi dan informasi. Maka televisi pun menjadi alat. Dan sementara itu computer mulai ditemukan. Sejalan dengan perkembangannya, alat penghitung ini kemudian ternyata semakin berkembang dan berevolusi menjadi piranti yang sangat 'sophisticated'. 

Perubahan-perubahan dan perkembangan komputer menjadi sarana yang mempercanggih piranti lain yang sudah ditemukan serta berkembang sebelumnya. Komputer mempercanggih telegraf, mempercanggih telepon, dan mempercanggih televisi, dll. Maka dalam beberapa kejapan mata saja pesan kita sudah sampai kepada orang yang dituju. Jauh di seberang lautan dan benua. Dan beberapa kejapan lagi kita memperoleh balasannya.


Kini dunia benar-benar sedaun kelor


Dalam aplikasinya kemudian komputer berkombinasi dan berkolaborasi dengan televisi, telepon, telegraf, dan surat, dengan panggung, serta dengan apa saja, menjadi piranti yang sangat, sangat multidemensional. Banyak hal dapat kita lakukan dengan komputer. Dipadu lagi dengan kecanggihan teknologi cybernetic, dunia internet, yang dirangkum oleh utilitas-utilitas canggih komputer telah mampu menjadi fasilitas yang multiguna bagi kehidupan manusia.


Internet menembus ruang dan waktu


Internet tak terbatas oleh ruang dan waktu. Mau menuntut, menggali, dan menimba ilmu di internet? Adalah sebuah bentuk sekolah yang tidak terbatasi oleh ruang (kelas, tembok, pagar, gedung) dan waktu (kapan pun kita mau mengaksesnya), tidak perlu menunggu bel tanda masuk pelajaran dimulai). Tidak perlu menunggu-nunggu guru yang mungkin datang terlambat karena hujan atau macet di jalan. 

Memang komputer tidak lantas menggantikan pendidikan sekolahan. Tetapi komputer disertai teknologi informasi dan komunikasi ini bisa dijadikan sarana yang tepat untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan.


Di depan layar komputer atau Hp seluler kini kita bisa saling berhadap-hadapan, berbincang, bersenda gurau, curhat, ngerumpi, mempererat silaturahim, bertukar pikiran, berdiskusi, berdebat, atau apa saja. Saling berkomunikasi dengan orang, teman, sanak-saudara kerabat, kolega, atau siapa saja lawan bicara yang sudah terkoneksi dengan kita. 

Kita bisa ketemukan kembali kawan lama yang sudah bertahun-tahun lamanya tidak pernah berjumpa, entah di mana adanya. Di depan layar ini pula kita bisa bertemu. Kapan saja dan di mana saja kita mau. Di dalam kamar sempit yang sumpek, di rumah mewah yang serba lux, di puncak gunung, di dalam hutan ataupun di dalam goa, selama koneksi internet bisa kita akses, kita bisa melakukan komunikasi. Tanpa batas ruang. Tanpa batas waktu. Menembus ruang dan waktu!


Tentu saja, sebagai sebuah perangkat piranti, dia memiliki segi positif dan negatifnya. Sebagai sebuah pasangan sifat yang selalu harus (mutlak) ada di dalam kehidupan yang memang serba berpasangan ini. Tanpa positif atau tanpa negatif, bumi ini pun tidak berputar, listrik tidak menyala. Ada baik ada buruk. Tanpa salah satu dari keduanya pun kehidupan ini niscaya berhenti.

Tinggal bagaimana kita manusia penggunanya yang harus mampu memilah tujuannya, untuk kebajikan atau sebaliknya.


***


Margonda, Depok (Ba'da Maghrib) 27 Februari 2010









2 komentar:

  1. sisi baik dan buruk adalah konsekuensi dari perkembangan teknologi yang begitu pesatnya. tinggal bagaimana kita menggunakannya, mau mencari manfaat ataukah masalah.. :D

    BalasHapus